Menurut laporan IQNA dilansir dari qz.com, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, Jumat (15/3), pada konferensi pers, menyatakan simpatinya dengan Selandia Baru atas insiden tersebut dan mengatakan: “Amerika Serikat mengutuk serangan agresif ini dan mengumumkan solidaritas tanpa syarat negaranya dengan masyarakat dan pemerintah Selandia Baru.” Dia tidak menyebutkan sejumlah besar Muslim yang meninggal dalam insiden tersebut.
Presiden Donald Trump juga menggunakan kata "masjid" pada tweet yang dipublikasikan dalam mengecam insiden itu dan tidak mengisyaratkan pada Muslim atau Islam.
Juru bicara pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders juga menyatakan simpati kepada para korban dan keluarga mereka, dengan tanpa mengisyaratkan umat Islam.
Pada hari Jumat, seorang menyerang dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, menewaskan 49 orang dan melukai lebih dari 40 lainnya. Orang ini mengatakan: “Saya secara khusus menargetkan Muslim yang menyerang tanah kami dan hidup di tanah kami dan ini adalah pembalasan terhadap Islam.”
Ada bukti yang menunjukkan bahwa orang ini, yang adalah rasisme ekstremis, telah dipengaruhi oleh tindakan dan pernyataan Islamofhob Trump.
Berdasarkan perintah Trump, pemerintah AS melarang imigrasi beberapa negara mayoritas Muslim, dan juga memicu Islamofobia di Barat dengan pidato kebencian terhadap Islam dan Muslim.