IQNA

Penekanan Alquran untuk Menghindari Kebodohan

17:12 - October 03, 2022
Berita ID: 3477398
TEHERAN (IQNA) - Kebodohan (Jahl) dianggap sebagai sifat yang tidak menyenangkan bagi manusia, suatu sifat yang tidak hanya menimbulkan masalah dan kerugian bagi diri sendiri, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan kelompok atau orang lain sesat dan merusak, itulah sebabnya manusia berusaha menghindari orang yang bodoh dan jahil dan tidak bersahabat dengan mereka.

Jahl dan ketidaktahuan memiliki beragam makna, seperti menempatkan lawan dari ilmu dan pengetahuan adalah kurangnya perhatian. Islam telah menyeru orang-orang mukmin untuk menjauhi kebodohan dan telah menyatakan dampak berbahaya dari kebodohan.

Meskipun sebagian orang menganggap buta huruf dan tidak memperhatikan ilmu sebagai akar dari jahl dan kebodohan, namun dalam Alquran disebutkan beberapa faktor untuk kebodohan, di antaranya Allah telah berfirman:

وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ

“ Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf: 33)

Dalam ayat ini, yang dikutip dari ucapan Nabi Yusuf (as), dosa menjadi faktor untuk kebodohan mendominasi manusia. Atau ketika kisah saudara-saudara Yusuf disebutkan dalam Alquran:

قَالَ هَلْ عَلِمْتُمْ مَا فَعَلْتُمْ بِيُوسُفَ وَأَخِيهِ إِذْ أَنْتُمْ جَاهِلُونَ:

Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?". (QS. Yusuf: 89) Kebodohan disebabkan oleh nafsu dan semacam kurangnya perhatian. Bahkan jika dia seorang berilmu, jika dia tidak memperhatikan ilmunya atau konsekuensi dari perilakunya, dia adalah orang yang jahil (bodoh).

Bahkan amoralitas adalah faktor untuk kebodohan. Misalnya, mengolok-olok orang lain adalah salah satu tanda kebodohan:

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوا بَقَرَةً قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". (QS. Al-Baaqarah: 67)

Kebodohan merupakan penghambat pertumbuhan dan berkembangnya pemikiran dan kepribadian manusia, oleh karena itu banyak anjuran untuk menghindari kebodohan; di dalam Alquran, ada anjuran agar terhindar dari pengaruh merusak dari kebodohan, misalnya, dalam surah Al-Hujarat ayat 6, Allah swt telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS. Al-Hujarat: 6)

Bertanya kepada orang yang berilmu dan berpengetahuan adalah cara lain yang menyelamatkan manusia dari kebodohan:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,” (QS. An-Nahl: 43)

Bertanya kepada orang yang berilmu dan berpengetahuan dalam suatu bidang tertentu adalah suatu hal yang rasioanl dan menjauhkan manusia dari kebodohan, ketidaktahuan dan ketidakpedulian. (HRY)

captcha