IQNA

Permintaan PBB untuk Menghilangkan Batasan-Batasan terhadap Perempuan Afghanistan

8:39 - March 09, 2024
Berita ID: 3479738
IQNA - Perwakilan Khusus PBB untuk Perempuan di Afghanistan menerbitkan pernyataan pada kesempatan Hari Perempuan Internasional 8 Maret dan sekali lagi menyerukan penghapusan pembatasan bagi perempuan di negara ini.

Menurut Iqna, mengutip Anadolu, Alison Davidian, Perwakilan Khusus PBB untuk Perempuan di Afghanistan, dalam sebuah pernyataan pada kesempatan "Hari Perempuan Internasional" tanggal 8 Maret, menekankan kebutuhan mendesak komunitas internasional untuk mengatasi kecilnya ruang bagi perempuan Afghanistan dan anak perempuan di tengah tantangan perang, kemiskinan dan isolasi saat ini.

Dia menekankan bahwa perjuangan untuk hak-hak perempuan Afghanistan adalah perjuangan global. Ia memperingatkan bahwa tanpa penghapusan pembatasan ini, ada risiko kemiskinan dan isolasi lebih lanjut di Afghanistan, dan bahwa pembatasan yang dilakukan Taliban terhadap perempuan Afghanistan melanggar kewajiban hak asasi manusia internasional Afghanistan.

Selain itu, dalam pernyataan ini, Roza Otunbayeva, kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), menekankan perlunya melipatgandakan investasi pada perempuan Afghanistan.

Roza Otunbayeva mengatakan: "Situasi saat ini di Afghanistan secara bencana dan sengaja merugikan perempuan dan anak perempuan Afghanistan serta menghalangi jalan untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran yang berkelanjutan."

Menurut laporan PBB, lebih dari 12 juta perempuan di Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan tahun ini.

Taliban telah melarang perempuan dan anak perempuan untuk bersekolah di universitas dan sekolah setelah kelas enam, dan memberlakukan pembatasan besar terhadap pekerjaan dan pergerakan mereka, serta sangat membatasi kehadiran mereka di depan umum.

Selain itu, perempuan Afghanistan secara berkala melakukan demonstrasi di ruang terbuka dan tertutup menentang kebijakan Taliban, yang menyebabkan beberapa dari mereka ditangkap oleh kelompok tersebut.

Sejumlah besar organisasi, pakar, dan aktivis hak asasi manusia percaya bahwa kebijakan Taliban terhadap perempuan Afghanistan setara dengan apartheid gender. (HRY)

 

4204149

captcha