IQNA

11 September dan Islamofhobia di Masyarakat Barat

11:58 - September 14, 2016
Berita ID: 3470688
IRAN (IQNA) - Pergolakan pasca 11 September dengan baik menunjukkan bahwa insiden ini merupakan titik permulaan untuk legalisasi Islamofhobia di Barat dan penumpahan ribuan jiwa kaum muslim di penjuru dunia Islam.

Menurut laporan IQNA, pada tanggal 11 September 2001 terjadi serangkaian serangan bunuh diri terjadi di tanah USA, sementara diumumkan pelaku utamanya adalah kelompok teroris al-Qaeda.

Pasca insiden ini, kita melihat banyak pergolakan besar di dunia Islam dan khususnya di kawasan Timur Tengah; sampai-sampai meski dengan berlalunya 15 tahun insiden tersebut, sampai sekarang dimensi-dimensinya masih terus berlanjut.

Pasca insiden ini, kalimat seperti Teror Islam mulai marak dan di bawah alam sadar masyarakat Amerika dan Eropa sebuah prasangka negatif disuntikkan terhadap kaum muslim

Muhammad Ali Clay, mantan juara dunia tinju kelas berat, setelah insiden ini terjadi, mengunjungi salah satu bangunan rusak tersebut. Salah seorang yang hadir di tempat menanyakan sesuatu kepadanya dan dikatakan; serangan ini adalah perbuatan kaum muslim, engkau juga seorang muslim, apa yang kamu rasakan?

Muhammad Ali Clay dalam menjawabnya berkata; terorisme sama sekali tidak ada kaitannya dengan agama, dia juga mengatakan, agama kalian juga sama dengan Adolf Hitler, saya juga merasakan sebagaimana yang kalian rasakan.

Jika kita mengkaji secara mendetail serangan 11 September, maka kita akan dapati dengan baik bahwa kaum muslim merupakan korban utama insiden tersebut. Sementara terror di tengah-tengah mayoritas dunia Islam merupakan fenomena yang sangat dibenci.

11 September dan Islamofhobia di Masyarakat Barat

Barang kali insiden ini merupakan prestasi terbaik bagi USA dalam rangka memajukan penjajahan dan legalisasi invasi militer di kawasan Timur Tengah.

Walaupun menurut perkataan para pejabat Amerika, 2996 jiwa tewas dalam serangan 11 September, namun eksploitasi politik Barat telah menyebabkan hilangnya ratusan ribu jiwa di dunia, terkhusus di kawasan Timur Tengah. Sampai-sampai jutaan orang kehilangan rumah dan tempat tinggal mereka karena penjajahan ini.

Sejatinya, 11 September telah berubah menjadi dalih untuk menjajah negara-negara Timur Tengah dalam kerangka aksi-aksi yang diungkapkan dengan istilah anti terorisme. Penjajahan Afganistan dan setelah itu Irak dengan slogan menghancurkan senjata pembunuh massal di negara ini merupakan faktor utama instabilitas Timur Tengah.

Penjajahan ini dari satu sisi di samping membahayakan keamanan masyarakat Afganistan dan Irak, dari sisi lain juga merupakan ranah pembentukan kelompok teroris di kawasan negara ini.

Setelah Amerika menjajah Irak, maka telah memberikan dampak buruk terhadap sendi ekonomi negara ini. Setelah itu kefakiran dan pengangguran berubah menjadi masalah besar di Irak. Serangkaian aksi-aksi terror di Irak termasuk salah satu masalah penting dianggap sebagai sumber instabilitas di negara ini.

Problem besar dalam beberapa periode ini merupakan kesempatan berharga untuk melancarkan teror-teror yang menambah pasukan-pasukannya dengan dalih balas dendam. Begitu juga setelah itu kita melihat dampak-dampaknya dalam aktivitas para kelompok teroris di negara Suriah dan penjajahan sebagian kawasan Irak.

11 September dan Islamofhobia di Masyarakat Barat

Jika seandainya tidak ada petualangan Amerika di Timur Tengah, mungkin fenomena buruk terorisme tidaklah terlalu kental seperti kondisi yang terlihat sekarang ini.

Aktivitas kelompok-kelompok teroris seperti ISIS di kawasan telah memberikan dampak buruk ke dunia Islam, lebih dari yang dihadapi Barat.

Domain agresi militer Amerika ke tanah Afganistan dan Irak sangat terasa sampai-sampai dapat dirasakan dengan berlalunya waktu melebihi sebelumnya. Dari Irak, Afganistan, Suriah dan negara-negara Afrika sampai Perancis, Belgia, Pakistan, Qazakstan, dan hampir keseluruhan negara-negara dunia berada dalam pengaruh petualangan para pejabat Barat di Timur Tengah.

Masalah tidak selesai di sini. Gerakan gelombang besar para pengungsi korban perang ke negara-negara tetangga dan Eropa merupakan masalah besar dunia lainnya yang bersumber dari insiden 11 September dan dimensi insiden ini dalam bentuk kebijakan penjajahan negara-negara Timur Tengah.

11 September dan Islamofhobia di Masyarakat Barat

Namun dampak buruk dan bahaya-bahaya yang dihadapi dunia Islam akibat insiden ini sangatlah lebih mendalam. Masyarakat Barat menuding kaum muslim dengan tanpa mempertimbangkan realita berdasarkan aksi-aksi kelompok teroris ribuan muslim kehilangan nyawanya.

Sekarang ini, Islamofhobia di Amerika dan Eropa mengalami perkembangan signifikan dan kaum muslim juga menjadi target serangan melebihi sebelumnya. 11 September sejatinya, merupakan titik permulaan untuk legalitas melawan kaum muslim dan pemakaian kalimat-kalimat yang tidak pantas untuk Islam. Sementara dalam perspektif Islam, teroris dalam bentuk apapun merupakan hal yang sangat dibenci dan sama sekali tidak terkait dengan agama dan ras.

Penulis: Morteza Karimi

http://iqna.ir/fa/news/3529521

captcha